Jumat, 06 Mei 2011

Bupati Batu Bara H. OK. Arya Zulkarnain, SH., MM : “KITA ORANG KAMPUNG TAPI BUKAN BERARTI KITA KAMPUNGAN”


Catatan : Suhairi, S.Sos
Wartawan Polmas

Bupati Batu Bara OK Arya Zulkarnae
Sepenggal bait pidato Bupati Batu Bara H. OK. Arya Zulkarnain, SH., MM pada Acara Pembukaan Pendidikan Dasar Swadaya SPSI, Senin (2/5) bertempat di Gedung MPH PT. Inalum di Tanjung Gading sangat menyentuh nurani saya selaku Putera Batu Bara. Sepenggal bait pidato Bupati itu berbunyi “Kita memang orang kampung tapi bukan berarti kita kampungan”.

Mendengar ucapan sang Bupati sebagaimana tersebut di atas, saya langsung terpaku sejenak memaknai dalam-dalam apa arti kata-kata yang barusan dilontarkan oleh orang nomor satu di Kabupaten Batu Bara itu. Dari hasil perenungan saya selama 1 (satu) menit akhirnya saya menemukan spirit heroik dibalik pernyataan “Kita memang orang kampung tapi bukan berarti kita kampungan”.

Bupati Batu Bara ingin agar masyarakatnya melakukan revolusi mental dan sumber daya manusia (SDM) dari kampungan menuju modernitas serta profesionalitas. Hal ini merupakan suatu keharusan yang mungkin tidak bisa ditawar karena nilai modernitas dan profesionalitas memang sangat mahal harganya bagi kemajuan serta kejayaan masyarakat Batu Bara. Apalagi saat ini Bupati Batu Bara H. OK. Arya Zulkarnain, SH., MM sedang mempersiapkan zona Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Kecamatan Medang Deras dan Sei Suka.

Program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan program yang sangat briliant yang digagas oleh Bupati Batu Bara H. OK. Arya. Dengan jalan inilah nantinya Kabupaten Batu Bara akan maju pesat baik dilihat dari sisi industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, kesempatan bekerja dan lain sebagainya disebabkan Kabupaten Batu Bara akan menjadi pusat perdagangan dan Industrialisasi di Sumatera Utara. Daerah Kuala Tanjung yang memiliki wilayah pantai sangat strategis terletak di Kecamatan Sei Suka akan dibangun pelabuhan umum berkelas nasional/internasional yang lebih berdayaguna dari pelabuhan Belawan. Demikian halnya untuk jalur kereta api juga akan dibangun guna memudahkan keluar masuknya komoditas industri dari dan ke wilayah itu.

Dengan dibangunnya pelabuhan umum berkelas nasional dan internasional di Kawasan Kuala Tanjung serta dibangunnya jalur kereta api tentu hal itu akan menjadi magnet yang menarik industrialisasi dan jasa perdagangan masuk kedalamnya. Daerah Kecamatan Sei Suka dan Medang Deras pun akan berubah menjadi kawasan industri yang sangat strategis dan tentu suasananya akan sangat jauh berbeda dari kondisi sekarang. Kalau kita saat ini melihat Kawasan Kuala Tanjung merupakan kawasan yang maju dengan kehadiran PT. Inalum, PT. MNA, PT. Bakrie Group serta PT. Gunung Pantara Barisan di sana, maka ketika nantinya KEK benar-benar telah disahkan oleh pemerintah pusat, Kawasan Kuala Tanjung dan sekitarnya akan mengalami perubahan kemajuan 5-10 kali lipat dari keadaan sekarang.

Dari aspek finansial, tentu Kawasan Kuala Tanjung dan sekitarnya akan menjadi daerah dollar sebab industrialisasi dan jasa perdagangan akan terpusat di sini. Begitu pula untuk masalah ketenagakerjaan jelas akan banyak dibutuhkan tenaga kerja muda yang profesional dan berwawasan IPTEK. Selanjutnya berkenaan dengan home industri maupun industri hilir juga demikian, akan tumbuh subur meramaikan kehadiran KEK di wilayah tersebut. Pokoknya KEK pasti menjanjikan kesejahteraan, kemajuan dan kesuksesan bagi Kabupaten Batu Bara.

Pertanyaannya sekarang adalah siapakah nantinya yang bakal mengecap manfaat dari kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini??? Akankah KEK benar-benar bisa dinikmati manfaatnya oleh putera puteri Batu Bara atau malah sebaliknya KEK hanya merupakan tempat menumpuk harta kekayaan bagi orang luar???

Pertanyaan inilah tampaknya yang menjadi beban pemikiran  Bupati Batu Bara H. OK. Arya Zulakarnain, SH., MM. Bupati tidak ingin ketika KEK telah disahkan pemerintah pusat dan Kawasan Kuala Tanjung sekitarnya berubah menjadi daerah dollar berbasis industrialisasi justru putera puteri Batu Bara hanya sekedar sebagai penonton ataupun anak bola, sementara itu pemain utamanya merupakan orang-orang kejauhan. Kalau ini sempat terjadi jelas Bupati merasa sia-sia memperjuangkan KEK di Wilayah Kabupaten Batu Bara yang untuk mewujudkannya bukan pekerjaan mudah, melainkan pekerjaan cukup berat sebab KEK harus dibentuk berdasarkan Undang-Undang yang berarti dibutuhkan persetujuan DPR melalui sidang paripurna.

Namun begitu, OK. Arya tetap OK. Arya yang selama ini kita kenal. Beliau adalah sosok pemimpin yang ulet, tangguh, suka bekerja keras dan bekerja cerdas. Baginya, tidak ada cita-cita yang tidak bisa dicapai, asal kita mau pasti kita bisa. Apalagi Kabupaten Batu Bara bila dilihat dari sisi geografis, potensi alam, geopolitik dan demografis sangat sangat layak untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Hal yang paling bijak untuk dilakukan oleh putera puteri Batu Bara dalam rangka menangkap obsesi Bupati Batu Bara itu adalah melakukan pembenahan diri. Sebelum KEK jadi kenyataan, kita harus bekali diri kita dengan mentalitas modern, yaitu mental kewirausahaan berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Ingat inti dari KEK adalah pusat perdagangan dan industrialisasi. Selanjutnya, agar kita tidak tergilas oleh roda industrialisasi maka kita harus persiapkan diri kita dengan jaring pengaman yaitu meningkatkan ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, profesional pada bidang tertentu, berpikir maju, bermental enterprenuer dan buang jauh-jauh kebiasaan buruk kita selama ini seperti : mentalitas menerabas, berpikir primordialis, irih dengki, cepat merasa puas, suka dipuji dan lain sebagainya.

Hanya dengan melakukan revolusi mental dan pemikiran inilah putera puteri Batu Bara baru bisa menjadi pemain di kampunya sendiri disaat KEK nantinya benar-benar terwujud. Sebaliknya jika revolusi mental dan pemikiran tidak segera kita lakukan ya...”Kita orang kampung yang tetap kampungan”, sebab industrialisasi tidak bisa dijawab dengan omongan, kesombongan, lobi, pergaulan dan lain sebagainya. Industrialisasi hanya bisa dijawab dengan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, jiwa enterprenuer, profesionalisme dan cara berpikir yang objektif serta rasional.

Waspada Industrialisasi jangan senantiasa diartikan menguntungkan kita, jika kita tidak siap menghadapinya maka kita akan tergilas oleh roda industrialisasi itu sendiri menjadi orang marjinal yang terpinggirkan...... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar