Sabtu, 14 Mei 2011

Kapoldasu : Asahan Daerah Pertama Komit Berantas Pekat

Kisaran - Polmas
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengatakan bahwa kabupten Asahan merupakan daerah yang tetap komitmen untuk mengatasasi penyakit masyarakat (Pekat).

Kapoldasu juga berpesan kepada seluruh tokoh agama, agar memberikan penyejukan hati kepada ummatnya, serta mengingatkan agar tidak sampai terjerumus kepada aliran sesat dan pemahaman keliru yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan ketidak kondusifan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terkait perjudian serta berbagai penyakit masyarakat lainnya, Kapoldasu dengan tegas menyatakan pihaknya tidak memberi ruang. “Dalam agama apapun dan ajaran apapun, judi sudah dikatakan haram. Karenanya, kita berkomitmen untuk melawan perjudian serta tidak memberi ruang baginya untuk tumbuh apalagi sampai berkembang,” Kata Kapoldasu saat bersilaturahmi ke Kabupaten Asahan, kemarin.

Sebelumnya, Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP mengatakan kehadiran Kapoldasu ke Asahan dapat mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah, begitu juga penegak hukum yang bisa menjadi pelayanan yang baik bagi masyarakat.

Bupati Asahan mengatakan bahwa sebelumnya Asahan telah berkomitmen memberantas pekat, melalui forum kemuspidaan, sehingga sering dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik selama ini telah terbangun dengan Polri, TNI serta segenap unsur Muspida dapat kian berjalan dengan baik dan terus dipertahankan.

Dalam kesempatan tersebut, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro SH beserta isteri Mutiara Sitepu berkesempatan disematkan pakaian adat melayu Asahan oleh Bupati Asahan beserta Ketua Tim Penggerak PKK Hj Winda Fitrika Taufan Gama Simatupang didampingi Ketua DPRD Asahan Benteng Panjaitan SH, Kapolres Asahan AKBP J.Didiet Dwi  Priantono, Kajari Kisaran Didi Suhardi , Dandim 0208/AS Letkol Inf Handoko Nurseta, Danyon 126/KC Letkol inf Eppy Gustiawan SIP serta unsur Muspida lainnya.

Bahkan, kehadiran Kapolda beserta isteri mendapatkan sambutan hangat, apalagi mengingat ibu Mutiara Sitepu pernah tinggal dan sekolah di Asahan saat ikut dengan orangtuanya yang kala itu menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Kisaran. Keduanya sempat diupah-upah (tepung tawari) oleh empat ibu guru dari ibu Mutiara Sitepu serta seorang staf orang tuanya yang bertugas mengantar dan menjemputnya ke sekolah. (ibn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar